Diskusi Film 1917(2019)



Medan, Film Medan – Tepat sore hari jam setengah 5 (16.36) di hari sabtu menuju malam minggu seluruh staff dan crew menonton bareng film 1917.Biarpun tamu undangan event ini ngaret padahal waktu mulai itu jam 2 siang, mereka semua itu malah datang hampir jam 5.Tapi tak apalah jiwa para staff sama crew masih semangat, biarpun badan udah bau kelabang.




Event ini diadakan  terbuka bagi siapapun dan pada 15 Februari 2020, di Laboratorium studio film punya kami. Sebagian besar yang dating adalah teman teman dari SMK BBC MEDAN, bukan sekadar nonton semata, kami disini mengupas lebih lanjut film 1917. Mulai  dari cara pengambilan gambar, review lokasi syuting dan masih banyak lagi.

Bukan hanya itu, minggu ini kami memilih film 1917 karena kebetulan filmnya masuk nominasi  Oscars 2020, tak hanya masuk,  bahkan bawa pulang 3 piala Oscar langsung. Yaitu juara “Best Cinematography”,”Sound Mixing”, sama satu lagi “Visual effect”.

Pertama, kami nonton dari jam setengah 5 sampai jam setengah 7 maghrib. 120 menit kami merasakan kagum melihat adegan tanpa cut cuma 2 kali, benar saja.


Cinematographer Habibullah, S.S 


“kenapa film ini kita pilih juga karena teknik tingkat tinggi yang dibuat dari awal kita tonton sampai belakang itu yang keliatan hanya 2(cut) potongan. Potongan pertama itu waktu dia ditembak ini waktu dia pingsan, selanjutnya potongan yang kedua itu waktu dia lompat ke dalam air itu potongan kedua yang kelihatan. Tetapi sebenernya ada 6 potongan yang gak kita sadari, jadi total film ini ada 6 babak.” Kata Habibullah, selaku Cinematographer dari Yayasan Sinema Manuproject Prodution Indonesia.

Kedua, dikemas secara rapi suara-suara di film 1917 seolah para penonton ikutan  di dalam perang. Di review sound mixing Ray J.P Sidabutar ( Sound Designer ) mengatakan “Mungkin yang bias aku sampaikan dari segi sound film ini masuk dalam ‘Best Sound Mixing’. Mungkin perbedaan yang signifikan itu adalah yang aku ajarin kan yang menang sound mixing itu 1917 yang menang sound editing itu Ford V Ferrari. Apasih perbedaannya sebenernya kalau dikatakan sound editing, sound editing itu hanya berbicara tentang efek-efek yang ada yang bisa dibuat manusia. Tapi kalau sound mixing, sudah berbicara tentang efek-efek suara yang diciptakan. Coba bayangin kalau yang sudah pernah shooting kan pasti kok bisa sih gaada suara yang bocor, suara langkah kaki  apalagi kalau tadi kita tonton diawal disini ada yang pake seperti suara mobil pick up gitu, kok ga masuk sih suaranya . Itulah tugas seorang sound didalamini, diabetul-betul bekerja serius sampai akhirnya baru kali ini saya tonton film perang ada jump scarenya. Bahkan dengan suara nafas mereka pun kita bisa ikut terasa capekkan nontonnya gitu. Bahkan dengan suara dia bersandar didalam mobil kemungkinan bisa merasakan dari suara itu bahwa dia betul-betul capek. Coba bayangin kalo kita nonton itu gaada suaranya , ya ga akan menarik sama sekali. Bahkan dengan dukungan suara yang seperti itu bagus menurut saya dan film ini layak menang, dan saya bilang betul-betul layak menjadi juara sebagai nominasi ‘Sound Mixing’ . Ini sih mungkin dari saya, terimakasih” singkatnya. 

Sound Designer Ray J.P Sidabutar


Ketiga, menurut Yolla Manurung,“Kalau dari designya memang masuk nominasi tapi gak menang di oscars sama Golden Globes tapi menang di BAFTA AWARDS. Penghargaan film khusus di daerah itu sih, jadi lawan-lawannya juga film joker kalo gak salah, sama parasite sama film-film lainnya. Production designernya namanya Dennis Gassner. Jadi Dennis Gessnernya ini bilang, film ini prosesnya 65 hari Jadi si Production designernya ini bilang kalau mereka bangun 150 bangunan disebuah lapangan kosong terus dihancurkan lagi, dibangun lagi dihancurkan lagi dia bilang gitu, supaya terlihat lebih nyata. Sedangkan designer costumenya namanya Jacqueline Durran untuk make upnya memakai Continity ( berkelanjutan ) jadi sebelum mereka melakukan adegan, mereka udah pakai kostumnya di adegan-adegan selanjutnya. Jadi berkesinambungan ke adegan berikutnya. Lalu ini lokasi shootingnya ada di 2 daerah, satu di Inggris dan di Skotlandia. Kalau di Skotlandia, pernah denger ‘Salisbury Plain’ itu salah satu tempat wisata terkenal di Eropa yang kalo kita tonton tadi ada batu-batu banyak dilapangan hijau si Salisbury Plain. 

Production Designer Yolla Manurung, S.E


Dalam adegan sungai nya itu, itu ada di daerah Eropa juga. Sedangkan yang bandara itu ada di United Kingdom lokasi nya di No Man's Land. Untuk tone warnanya konsisten juga termasuk Continity juga. Aku baca beberapa komentator juga film Dunkirk karya Christopher Nolan sama film Saving Private Ryan. Yang membedakan 2 film perang itu secara design dengan film 1917, kalau film dunkirk proses film nya itukan banyak adegan perangnya sementara disini banyak cerita melalui adegan daripada suara-suara filter. Makanya termasuk baguslah sampai memenangkan ‘Produser Designer’ di Bafta Awards walaupun gak menang di oscars, terimakasih”. tuturnya.


Pimpinan kami hanya memberikan sedikit komentar mengenai film ini karna dari sisi penyutradaraan dan skrip tidak menang. “Ok, karena gak menang di penyutradaraan ga menang juga di skrip, aku gak komen apa-apa. Cuman memang ceritanya ini dari kakek si sutradara, itu aku uda cari di banyak trivia nanti kalo misalnya bisa share ke kalian secara digital ada banyak hal yang unik sih disitu. Ini kalau kalian pernah dengar film Sam Mandes sebelumnya ada Jarhead itu juga film perang nanti kapan-kapan kita bedah lagi, sabtu depan kita rencana bedah Bohemian Rapshody kalau itu lebih gila lagi karena mereka shootingnya di persiskan sama konser aslinya, seratus persen mirip dengan waktu mereka konser yang asli. Jadi, sabtu depan ada versi konsernya yang ga dipotong kalau dibioskop kan dipotong dan 7,1 jadi suaranya udah yang aslinya”. Ungkap Dr. Immanuel Prasetya Ginting, M.Hum.



Pimpinan sekaligus Produser/Sutradara Dr. Immanuel Prasetya Ginting, M.Hum.



Tak sekadar review dari semua staff, salah satu peserta penasaran bertanya tentang adegan tikus yang katanya macem uda dilatih atau hanya efek digital aja.

Ada pertanyaan penonton juga kami rangkum dari kegitan ini seperti dari Rizky Fatwasyah siswa smk BBC. "Saya suka di bagian yang pas dikejar-kejar tentara jerman. Terus yang saya tanyakan, yang adegan tikus, itu tikusnya kok bisa diatur? Itu beneran tikus real atau settingan?" Tanyanya.
“Kalau segi sinematografi mungkin ya kita samakan dulu persepsi kita, nanti kalau kita mau bikin film bareng disini atau disekolah dan dikomunitas minta tolonglah buat film yang bagus. Ada yang pernah ikut shooting sama kita,adegan yang pacarnya selingkuh sama adiknya kita udah serius bangun set, paling pening itu bikin lighting kalau dia bisa ingat semua lighting itu udah kita keluarin menciptakan efek biru dan merah. Nah, gitu juga dengan tikus tadi banyak yang gak nyadar kalau saya enggak lihat behind the scene tikusnya tapi ada efek yang pertama digital,efek digital tapi saya lihat itu bukan efek digital yang kedua adalah crew dibelakangnya itu pasti itu kayak main sulap jadinya. Kita ditampilin yang Cuma kita lihat, sebenernya crew dibelakang itu ramai crew yang dibelakang itu pas adegan kosong mereka itu sembunyi dibalik itu dengan tutup pasir atau tanah. Ketika kamera masih mundur mereka udah megang tikus semua dibelakang, jadi ketika kamera udah mundur tikusnya dimasukin kedalam dan otomatis keluar. Ada satu lagi yang kalian perhatikan juga ada nanti kecil muncul tikus lagi masuk dari sebelah kiri nanti juga dilepas jadi nanti bisa kalian bayangkan yang tim bagian tikusnya kita semua pake mili second itu cara nutupinya adalah kamera sama audio karena itu pasti bising kaarena banyak crew dibelakang. Nah kalau dari trivia disini itu ada 2 kali kesalahan nabrak waktu lari-lari adegan terakhir sementara kamera sudah dimobil ini tu tidak di cut karena kalau di cut, ulang lagi dari awal. Jadi film ini kekurangannya ya itu, 6 bulan pelatihannya doang shootingnya 3 bulan. Lebih lama pelatihannya daripada shootingnya karena semuanya harus presisi dan ini gak sekali gak semuanya one take shoot dibohongi kalian. Kalau tadi pas adegan ada tangan jenazah tadi itu gaada, itu hanya transisi jadi ketika dia naik peralihan dia naik lalu kita tengok ada jenazah tangan itu pas berikutnya dia jalan itu sebenernya uda tempat lain, uda cut itu. Jadi betul-betul dia buat scene plus jadi ga keliata, itu teknik yang sangat luar biasa disini. Cuma gak jadi ‘Best Picture’ karena semua unsur perfilm-an itu lengkapnya ada di parasite sebagai gambar bergerak yang punya makna. Karena apa, dari itu aja makanya kan itu aja kisi kisinya sutradara sama skrip itu ada di parasite sedangkan mereka ada di teknis betul-betul mereka supaya menghasilkan incrime mereka harus video nya bagus makanya best cinematography,suaranya bagus backsoundnya itu. Karena banyak meriam-meriam yang dirusak ada peluru-peluru ya kan yang kedengaran Cuma suara jalannya kan dan ada suara ngos-ngosan kan, itu gak mungkin cameramannya gak ngos-ngosan karena cameramannya juga ngos-ngosan disitu. Itu semua di covered sama audio belakangan jadi bener-bener suasana sepi. Jadi kalian bisa bayangkan orang yang di studio itu mengulang lagi jalannya, ulang lagi napasnya, ulang lagi semuanya, emang itu yang paling keren sih. Nah itu permasalahan tikus itu bisa kebayangkan sekarang? Nah kalau adegan yang malam yang dikejar-kejar tentara jerman, itu mereka kan bikin flare, flare itu yang menampakkan bayangan itu bergerakkan? Cahayanya bergerak sesuai bayangan. Itu yang bangunan bolong-bolong itu biar cahayanya masuk. Lagi-lagi itu yang terjadi dia main cahaya, yayasan kita pingin rekrut orang khusus cahaya tapi gabung sama. Jadi kalian yang betul-betul berminat masuk ke yayasan nanti ada kok sertifikat propesinya nanti kalian bisa dapat sertifikat propesi kalau kalian serius disini. Makanya lighting itu perlu, habib semua udah dia borong dia cinematographer,dia editor ada rahasianya loh, Habib memang buta warnanya parsial dia warnanya itu ketika ngedit biru, hijau tertentu dia gabisa bedain. Makanya kalau misalnya trading kita kebanyakan sih menjelang warnanya agak-agak gelap-gelap gitu itu efek yang diciptakan oleh habib. Tapi kalau namanya film hitam putih sekalipun kalau kalian gak mungkin karena dibioskop ga boleh tayang itu film bagaimana orang yahudi disiksa tentara jerman nazi dan dia nyelamatkan, itu sadis kepalanya nampak pecah ditembak itu hitam putih filmnya bukan saat itu udah lama, enggak. film itu sutradaranya Jurassic Park dan IT dia sutradara bukan generasi hitam putih tapi dia bisa bikin hitam putih itu keren. Itu kalau yang tikus ditarik-tarik saya yakin itu efek digital. Kalau strategi jerman itu udah ada, itu faktanya ada, mereka ada, taktik yang mundur sampai benteng yang paling kuat sisanya benteng-benteng itu semua adalah jebakan, itu asli kejadiannya didunia nyata. Jerman itu pura-pura mundur mereka bangun perangkap, lalu mereka meruntuhkan semua jembatan, mereka stand by di benteng terkuat mereka. Jadi kalau tadi gak ditunda, tentara inggris mati semua. Ini kejadian tidak nyata, tapi taktik itu nyata, pekerjaan ngantar-ngantar pesan itu nyata karena perang dunia pertama itu belum ada radio. Jadi bayangkan kalau kita perang ngantar suratnya ya kalian gitu, itu namanya runner kalau sekarang.jadi drama yang muncul dalam masyarakat kota yang hancur itu juga nyata. Kalau dalam film, sutradara itu ‘Tuhannya’.

Sampai sini dulu review film 1917, selalu hadiri event event kami selanjutnya. Kami akan terus-terusan memajukan industri perfilman Indonesia, SALAM SINEMA!!


4 Comments

  1. Wooooo wooooooo keren bangetttt gilaaaaaaaaa lo yg buatt blog inii
    !!!

    ReplyDelete
  2. Mantappp web karya anak upu, tetap semangat dan sukses selalu bro!!

    Tidak sabar ingin tst bareng dengan pembuat web ini

    ReplyDelete
  3. Gilak, mau dong diajarin buat web seperti ini

    ReplyDelete

Post a Comment

Previous Post Next Post